Usung Ahok, Citra PDIP sebagai Partai Wong Cilik Hancur

Tags:

http://ift.tt/2btjzjb


POSMETRO INFO - Desakan agar Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri tidak mengusung calon petahana Pilkada DKI Jakarta 2017, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terus mengemuka. Jika mengusung Ahok, citra PDIP sebagai partai wong cilik akan hancur. 

Koalisi Rakyat Pemerhati Jakarta Baru (KATAR), salah satu kelompok massa penolak pencalonan Ahok meminta Megawati mempertimbangkan beberapa hal sebelum memutuskan mencalonkan Ahok.  

"Diantaranya adalah kuatnya realitas politik di akar rumput Ibu Kota yang menolak pemimpin arogan," ujar Ketua Umum KATAR, Sugiyanto, di Jakarta, Jumat (19/8/2016).

Menurutnya, derasnya gelombang penolakan masyarakat terhadap Ahok semakin hari semakin tak terbendung. Bahkan, sebagian besar penolakan juga disampaikan langsung oleh konstituen arus bawah PDIP. 

Jajaran DPD PDIP Jakarta, misalnya, terang-terangan menolak Ahok dengan mengekspresikannya melalui sebuah lagu "Ahok Pasti Tumbang" yang dikumandangkan di Kantor DPD dalam rapat resmi DPD PDIP Jakarta. Kini, video penolakan tersebut telah diunggah ke jejaring sosial Youtube.

"Kita yakin Ibu Megawati pasti mempertimbangkan aspirasi arus bawah PDIP dan masyarakat Jakarta," tegas Sugiyanto.

Selama ini,kata dia, banyak kebijakan Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Ahok yang tidak sesuai dengan garis perjuangan PDIP, khususnya soal penggusuran. Gaya kepemimpinan Ahok, menurut dia, sangat menyulitkan hidup rakyat kecil alias wong cilik. 

Selain itu, kata Sugianto, gaya berpolitik Ahok juga sangat pragmatis. "Orang ini (Ahok) tidak ada istilah loyalitas dalam berpolitik. Dia menganggap itu tidak perlu. Obat mujarab dia dalam dunia politik adalah menjadi kutu loncat," ungkapnya.

Ahok sudah berkali-kali mengecewakan mitra politiknya. Tanpa beban dia meninggalkan Partai Golkar dan memutuskan merapat ke Partai Gerindra demi berduet dengan Jokowi pada Pilkada Jakarta 2012.

"Ketika Ahok jadi gubernur setelah Jokowi terpilih menjadi presiden, Ahok pun tak segan mencampakkan Partai Gerindra," urai Sugianto.

Lebih jauh, dia menambahkan, jelang Pilkada Jakarta 2017, bersama relawan politiknya, Teman Ahok menggandeng Heru Budi Hartono sebagai pasangannya untuk bertarung dalam Pilkada melalui jalur perseorangan. Tapi lagi-lagi, Ahok mencampakkan komitmennya, dan kini malah 'ngarep' maju bersama kader PDIP, Djarot Saeiful Hidayat.

"Jadi, memang ucapan seorang kutu loncat tidak akan pernah bisa dipegang," tegas Sugiyanto.

Hal lain yang patut dipertimbangkan Mega, kata Sugiyanto, publik juga mempertanyakan soal integritas Ahok. Pasalnya, Ahok oleh BPK disebut bersalah dalam kasus pembelian lahan RS Sumber Waras dan lahan Cengkareng.

Menurut Sugiyanto, jika nekad memilih Ahok, maka Megawati mengecewakan masyarakat Jakarta dan kader PDIP. Melihat luas dan masifnya penolakan terhadap Ahok, keputusan mendukung Ahok justru membuat  PDIP buntung. 

"Ahok sangat mungkin tidak mendapat kepercayaan pemilih Jakarta sekalipun didukung PDIP. Mendukung Ahok, dalam jangka panjang, akan menjadi bencana bagi PDIP. Citra PDIP sebagai partai wong cilik akan hancur lebur," bebernya.

Sebaliknya, kata Sugiyanto, Megawati perlu memilih figur yang tepat dan benar-benar dirindukan oleh warga Ibu Kota. Bukan hanya elektabilitas, calon yang diusung PDIP mesti memiliki kemampuan dalam mengelola pemerintahan. Dengan demikian persoalan-persoalan yang ada di Jakarta bisa diatasi.

"Enam cagub yang lolos seleksi PDIP dan sudah disodorkan ke Megawati semuanya berkualitas. Ada Yusril Ihza, Boy Sadikin. Tentu selain enam nama itu, Mega punya hak prerogatif untuk memilih calon dengan kualitas kelas satu. Bisa Risma (Tri Rismaharini) atau Riza Ramli yang elektabilitas dan akseptabilitasnya tak diragukan lagi," paparnya. [ts]

HP ANDROID Kamu Memiliki Tampilan Yg Membosankan? : KLIK!! Download Aplikasi 3D Live Wallpaper Parallax Android Gratis

bfuafib

Post a Comment

Lagi Hangat