Ketua PDIP: Hanura, Golkar dan Nasdem juga perlu berpikir ulang untuk usung Ahok

Tags:

http://ift.tt/2b8pViP


POSMETRO INFO - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tampaknya berpikir seribu kali sebelum memutuskan mendukung Basuki T. Purnama pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang.

Karena melihat track record, loyalitas yang buruk, serta political tricky sang calon gubernur incumbent yang akrab disapa Ahok tersebut.

Bahkan Ketua DPP PDIP Andreas H Pareira menyebut tidak hanya pihaknya yang perlu berpikir ulang untuk mengusung Ahok, tapi juga Hanura, Golkar dan Nasdem, yang sudah menyatakan dukungan sebelumnya. 

"Namun, parpol-parpol yang sudah mendukung pun, perlu berpikir lagi untuk dukungannya pada Ahok. kalau tidak hendak menjadi korban pragmatisme Ahok," ungkap Andreas (Sabtu. 20/8).

Andreas menyebut demikian setelah mencermati cara Ahok dalam mencapai kekuasaan. Menurutnya, Ahok sebenarnya memang tidak membutuhkan partai-partai politik dan konstituen parpol.

"Ahok lebih melihat parpol hanya sebagai 'kuda tunggangan' nya untuk mencapai tujuan, untuk berkuasa di DKI. Cara berpikir pak Ahok sangat pragmatis semua cara bisa digunakan. Entah itu 'Teman Ahok', entah itu parpol atau apapun alat yang digunakan. Yang penting adalah dia berkuasa," ungkapnya.

Setelah berkuasa dan dirasakan tidak ada manfaatnya lagi maka  Ahok dengan mudahnya akan mencampakan 'alat' yang pernah digunakan untuk meraih kekuasaan. Hal ini terbukti dalam karier politik Ahok yang loncat dari satu parpol ke parpol yang lain. 

Lebih jauh dia menjelaskan Ahok memulai karir dengan Partai Indonesia Baru (PIB) untuk jadi Bupati di Belitung. Kemudian loncat ke Partai Golkar ketika menjadi anggota DPR-RI. Loncat lagi ke Gerindra untuk pencalonan Pilgub 2012.

"Ketika terpilih menjadi Wagub dengan mudahnya Ahok meninggalkan Gerindra. Menjelang pilgub 2017 Ahok membentuk Tim Sukses Teman Ahok untuk melalui jalur perseorangan dan berkoar-koar sudah mengumpulkan 1 juta KTP," kata Andreas.

Belum sempat bereksperimen dengn jalur perseorangan, Ahok sudak loncat lagi mencari dukungan dari parpol. Bahkan dari parpol yang pernah dengan mudah ditinggalkan pada 2012.

"Sekarang, konon dukungan dari tiga parpol, Ahok coba  mendekati PDIP yang sebenarnya setia mendukungnya selama 2012 sampai saat ini. Pola yang dipakai Ahok, mengadu domba, memecah belah antara kader dengan kader," ungkap Andreas.

"Ahok dengan licik mencoba mengadu domba antara Djarot dengan partainya PDIP. Berlindung dibalik "ceritanya' tentang dukungan dari Ketum PDIP. Ahok sedang memainkan politik memecah belah," demikian politikus senior ini. [rmol]

HP ANDROID Kamu Memiliki Tampilan Yg Membosankan? : KLIK!! Download Aplikasi 3D Live Wallpaper Parallax Android Gratis

bfuafib

Post a Comment

Lagi Hangat